Tempik Mulus
Bu Rina lalu mengambilkan nasi dan lauknya serta memberikan kepadaku. Suasana serambi rumah Yusha memang mendukung untuk melakukan semua itu maka kami tidak takut akan ketahuan oleh tetangga yang lain. Sumpah, seksi banget pinggulnya, walau sudah berumur namun pantatnya belum turun sama sekali dan seperti jarang terjamah. Berbunga-bunga aku dipanggil sayang oleh Bu Rina. Kubelai rambutnya. Lalu istriku menghentikan goyangannya dan mengatur nafasnya. Ibu dan anak sama edannya. Hari jadian kami diawali dengan percintaan yang baru kami rasakan. Perlahan-lahan kukocok dan dengan berirama kocokanku kian cepat. Namun hubunganku dengan Bu Rina tidak sepenuhnya terputus. Bukan karena kurang cantik atau kurang apapun, tapi aku memang tidak bisa menikah tanpa adanya perasaan. Aku berjalan menuju luar, Bu Rina hanya memandang sesaat, tanpa sapa bahkan tanpa senyum. Kami berpelukan dan berciuman sesaat sebelum akhirnya berpisah malam itu. Lalu aku menelanjangi istriku dan bersiap untuk merangsangnya.
nest...